Banyak orang beranggapan bahwa semua orang harus minum delapan gelas air setiap hari, padahal kebutuhan cairan setiap individu berbeda-beda. Faktor seperti usia, berat badan, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi lingkungan sangat memengaruhi jumlah air yang dibutuhkan tubuh. Misalnya, orang yang bekerja di luar ruangan atau sering berolahraga memerlukan cairan lebih banyak dibandingkan mereka yang bekerja di ruangan ber-AC. Selain itu, mereka yang tinggal di daerah beriklim panas juga harus memperhatikan asupan cairan lebih sering untuk mencegah kehilangan elektrolit berlebihan.
Cara sederhana untuk mengetahui apakah tubuh mendapatkan cukup cairan adalah dengan memperhatikan warna urin. Urin yang berwarna kuning muda menandakan hidrasi yang baik, sementara warna yang lebih gelap menunjukkan tanda kekurangan cairan. Namun, konsumsi air berlebihan juga tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan penurunan kadar natrium dalam darah (hiponatremia), meski kasusnya jarang terjadi. Oleh karena itu, keseimbangan menjadi kunci: minumlah air secara teratur sesuai kebutuhan tubuh, bukan semata-mata berdasarkan angka tetap.
Selain air putih, cairan dari sumber lain seperti buah-buahan, sayuran, dan sup juga berkontribusi terhadap hidrasi. Buah semangka, mentimun, jeruk, dan tomat memiliki kandungan air tinggi yang membantu menambah asupan cairan alami. Namun, minuman manis atau berkafein tidak sebaik air putih, karena dapat menyebabkan kehilangan cairan lebih cepat. Mengetahui cara tubuh merespons hidrasi membantu kita menyesuaikan konsumsi air dengan gaya hidup dan kebutuhan individu masing-masing.

Leave a Reply